Wednesday, November 9, 2016

Urban Farming


By on 11:09 AM

Apa itu Urban Farming?
Seiring meningkatnya kesadaran kaum urban akan hidup yang sehat, banyak dari mereka yang melakukan aktivitas urban farming di pekarangan rumah untuk bisa menghasilkan makanan sehat yang dapat dikonsumsi. Apa itu urban farming?
Urban farming adalah konsep memindahkan pertanian konvensional ke pertanian perkotaan, yang berbeda ada pada pelaku dan media tanamnya. Pertanian konvensional lebih berorientasi pada hasil produksi, sedangkan urban farming lebih pada karakter pelakunya yakni masyarakat urban. Urban farming telah menjadi gaya hidup karena semakin tinggi kesadaran masyarakat urban untuk menjalani gaya hidup sehat.
Dalam definisi lain Urban Farming adalah praktek budidaya, pemrosesan, dan distribusi bahan pangan  atau di sekitar kota. Urban Farming juga bisa melibatkan peternakan, budidaya perairan, wanatani, dan hortikultura. Dalam arti luas, Urban Farming mendeskripsikan seluruh sistem produksi pangan yang terjadi di perkotaan. Lahan yang digunakan bisa tanah tempat tinggal (pekarangan, balkon, atau atap- atap bangunan), pinggiran jalan umum, atau tepi sungai.
Dengan melakukan aktivitas urban farming, masyarakat mendapat ketersediaan sayuran sebagai sumber nutrisi sehat, mengurangi impor sayuran, menghijaukan lingkungan, dan membantu mengurangi dampak pemanasan global. Pemahaman yang lebih mendalam dan meluas mengenai urban farming mengantarkan konsep ini tidak lagi sekadar gaya hidup kaum urban, tapi meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kualitas makanan, gizi, kesehatan dan lingkungan sekitar. Anda tentu tahu bahwa kualitas hidup seseorang ditentukan oleh kualitas makanan yang masuk ke dalam tubuhnya. Bayangkan jika Anda selalu mengonsumsi makanan tidak sehat, Anda pun akan merasakan dampak buruknya meski tidak dalam jangka pendek.
Pentingnya urban farming sebagai aktivitas yang berkontribusi terhadap ruang terbuka hijau dan ketahanan pangan, membuat semakin banyak masyarakat yang juga tertarik untuk melakukan kegiatan ini.

Manfaat Urban Farming
Urban farming memberikan konstribusi penyelamatan lingkungan dengan pengelolaan sampah Reuse dan Recyle
Membantu menciptakan kota yang bersih dengan pelaksanaan 3 R (Reuse, Reduce, Recycle) untuk pengelolaan sampah kota
Dapat menghasilkan O2 dan meningkatkan kualitas lingkungan kota
Meningkatkan Estetika kota
Mengurangi biaya dengan penghematan biaya transportasi dan pengemasan
Bahan pangan lebih segar pada saat sampai ke konsumen yang merupakan orang kota
Menjadi penghasilan tambahan penduduk kota

Model-Model Urban Farming
Memanfaatkan lahan tidur dan lahan kritis
Memanfaatkan Ruang Terbuka Hijau (Privat dan Publik)
Mengoptimalkan kebun sekitar rumah
Menggunakan ruang (Verticultur)

Bercocok Tanam di Gedung
Jepang merupakan negara yang penuh dengan inovasi dan berteknologi tinggi. Banyak hal yang diciptakan oleh masyarakat Jepang dan menjadi daya pikat di mata dunia. Salah satunya adalah bercocok tanam di dalam gedung mewah.

Membuat sistem pertanian di kota besar seperti Tokyo hampir tidak mungkin dilakukan, mengingat Tokyo dipenuhi dengan gedung dan bangunan. Namun keterbatasan ini tidak menjadi halangan untuk membuat lahan pertanian. Sebuah konsep luar biasa pertanian perkotaan muncul di Jepang. Tidak hanya bangunan eksterior yang dihijaukan, di dalam gedung juga terdapat lahan pertanian yang benar-benar dapat menghasilkan buah maupun sayuran.
Seperti yang dilasir dari www.dezeen.com, gedung mewah yang berisi lahan pertanian dan persawahan ini adalah gedung milik Pasona Group, sebuah perusahaan rekrutmen multi-nasional yang berlokasi di distrik Chiyoda, Tokyo. Gedung berlantai 9 ini memiliki lebih dari 200 spesies tanaman sayur, buah, dan padi yang ditanam bahkan di panen oleh karyawan. Selanjutnya hasil panen akan diolah di kafetaria Pasona Group.
Padi dan sayuran diterangi dengan pencahayaan lampu Light-Emitting Diode (LED) khusus sebagai pengganti dari sinar matahari dan ditanam dengan teknik hidroponik. Selain itu juga menggunakan sistem irigasi otomatis dan Hybrid Electrode Fluorescent Lamp (HEFL). Tingkat kelembapan, suhu, dan angin di dalam ruangan juga di kontrol menggunakan perangkat bernama intelligent climate control.
Selain padi dan sayuran, di dalam gedung Pasona Group juga terdapat lebih dari 100 varietas bunga mawar yang indah dan juga menghiasi bangunan luar gedung di waktu musim semi, 20% dari keseluruhan gedung difungsikan untuk menanam tanaman hijau.
Pertanian perkotaan yang dilakukan oleh Pasona Group ini bertujuan untuk mengajak karyawan dan para pencari kerja agar mau terlibat dalam aktivitas pertanian. Jika lahan pertanian sudah habis, maka gedung pun bisa dijadikan sawah dan kebun. Bercocok tanam di jaman sekarang tidak harus kotor dan panas-panasan bukan?
Masih di Jepang. Di Negeri Sakura ini juga terdapat pertanian dan perkebunan yang berlokasi di atap gedung pusat perbelanjaan. City Farm namanya. Letaknya di Odaiba. Bila berkebun di atas gedung sudah jamak maka City Farm menawarkan sesuatu yang berbeda. Sawah di atas atap. Membangun sawah di puncak pencakar langit tentu pelik. Irigasi dan drainase dibuat lebih rumit. Hasilnya, padi, terong, kacang kedelai, tumbuh subur di sana.  City Farm juga berfungsi ganda. Selain memasok makanan, ia juga berperan sebagai evapotranspirasi. Membantu mengatasi peningkatan suhu di Kota Tokyo.
Beranjak ke Amerika Serikat (AS), Negeri Paman Sam juga tak ketinggalan menggarap pertanian di kota. Kali ini, gerakan bercocok tanam dilakukan di atas gedung di New York City. Diprakarsai sekelompok orang menamakan diri Brooklyn Grange.
Mereka pertama kali bercocok tanam di atas sebuah gedung tua, Northern Boulevard di Long Island City. Gedung berusia 95 tahun itu dipilih karena memiliki atap beton yang kokoh.
Tomat, salad, kale, wortel, hingga tumbuhan herbal terhampar di atap seluas 43.000 kaki persegi. Standar organik diterapkan. Sampah-sampah organik didaur ulang. Hasilnya, dijadikan kompos untuk menyuburkan tanah.
Selain menginspirasi warga New York membuat kebun sendiri,  pertanian di atas gedung juga berperan dalam penghematan energi. “Ada beberapa penghematan energi untuk bangunan dengan atap ramah lingkungan, " ujar kepala pertanian, Ben Flanner, kepada NY1 News.
Kata dia, pertanian di atas gedung bisa bertindak sebagai sekat. Tanaman serta tanah lembap mencegah sinar matahari langsung menerpa permukaan atap. Secara tidak langsung terjadi penghematan energi dalam hal pendinginan gedung.
Produk–produk yang dihasilkan dari Brooklyn Grange dijual ke restoran-restoran di kota. Mereka juga membuka pasar di gedung setiap hari Selasa dan Kamis.
Selain Brooklyn Grange, terdapat kelompok lainnya yang juga aktif bercocok tanam di atas gedung. Mereka adalah Gotham Greens. Pada tahun 2010, Gotham Greens membangun rumah kaca hidroponik di atas sebuah gedung di Brooklyn.
Sebanyak 100 ton sayuran segar setiap tahunnya dihasilkan dari atap seluas 15.000 kaki persegi tersebut. Sistem sirkulasi irigasi yang digunakan tidak sembarangan. Dengan sistem ini, air ditampung untuk kemudian digunakan kembali. Tanaman pun bebas dari bahan kimia berbahaya. Adapun kontrol biologis diterapkan dengan menggunakan serangga.
Untuk menjalankan pertanian ini, mereka menggunakan panel surya 60 kilowatt, lampu LED, tirai termal, ventilasi pasif, kaca canggih. Alhasil, kebutuhan listrik dan pemanas bisa dipangkas.
Seperti Brooklyn Grange,  Gotham Greens juga sudah menjual hasil pertaniannya ke berbagai ritel, seperti Whole Foods dan FreshDirect.

Seperti dilansir laman New York Times, munculnya pertanian komersial  tersebut memiliki manfaatan tambahan bagi kota. Pertanian di atas atap berpotensi menampung jutaan galon air hujan dan mengalihkannya dari sistem saluran pembuangan yang dapat meluap saat hujan. 
Meski demikian tak semua atap gedung bisa digunakan untuk bercocok tanam. Nasr dari Ryerson University menuturkan, atap harus cukup kuat untuk menahan berat tanah atau rumah kaca.
Selain itu akses menuju atap juga menjadi tantangan. Sebab, tidak semua bangunan memiliki banyak tangga atau lift menuju atap.  Tidak semua atap juga memperoleh sinar matahari penuh karena terhalang oleh bangunan yang berada di sebelahnya.
AS dan Jepang bukan satu-satunya negara yang mulai menggalakkan urban farming. Inggris, Rusia, Kuba, Belanda, China, Thailand, Indonesia, hingga Prancis pun tengah melakukan hal serupa.  Di Paris, Prancis bahkan terdapat salah satu restoran yang seluruh bahannya berasal dari kebun mereka sendiri di atas gedung.
Melansir Independent.co.uk, hasil kebun tersebut mereka gunakan untuk dijadikan menu makanan di restorannya. Hal ini dilakukan sebagai bentuk ramah lingkungan serta menjamin makanan yang benar-benar sehat untuk dikonsumsi untuk pelanggan mereka karena hasil olahan sendiri.
Konsep lahan hijau di atas gedung memang tengah menyebar di seluruh Prancis. Konsep tersebut sejalan dengan meningkatnya kepedulian masyarakat tentang dari mana makanan yang mereka santap berasal.

Tips Sukses Urban Faming Bagi Pemula

Konsep urban farming yang tengah populer saat ini seakan membuktikan bahwa masyarakat Indonesia kini mulai beralih pada gaya hidup sehat. Sekilas, kegiatan menanam sendiri tanaman sayur dan buah di halaman rumah terlihat mudah. Namun, pada prosesnya ternyata memerlukan pemahaman tentang kondisi lahan ataupun tanaman yang akan ditanam. Maka berikut ini adalah tips menerapkan urban farming di rumah.
Menanam sayur dan buah tanaman produktif sebaiknya di tempat yang terbuka dengan paparan cahaya matahari penuh dan maksimal.
Untuk kebutuhan skala kecil rumah tangga, tanamlah dalam jumlah secukupnya saja dengan periode tanam dan periode panen yang bergiliran. Dengan demikian, masa panen tidak serentak bersamaan untuk menghindari sayuran hasil panen terbuang.
Sebaiknya satu pot ditanami satu macam sayuran dengan periode penanaman dan pemanenan yang sama, untuk keseragaman ukuran.
Beberapa jenis tanaman perlu disemai terlebih dahulu di tempat penyemaian, baru kemudian ditanam di pot yang dikehendaki. Untuk lebih jelas tentang teknik penanaman ini, dapat dilihat di setiap kemasan benih.
Media tanam yang terbaik adalah media tanam gembur dengan lebih banyak kandungan kompos dan pupuk kandang yang akan menopang pertumbuhan tanaman.
Hal yang penting lainnya untuk urban farming yaitu menghitung dengan tepat periode dan pergantian penanaman agar tidak ada periode kosong di halaman.

About Hery Susanto

Berkecimpung di bidang komputer, pemrograman dan design grafis.

0 comments:

Post a Comment